Selamat Datang di Jogja Agro Ghoni

Halaman

Sabtu, 27 Februari 2021

Manfaat dan Kandungan Urine Kelinci Sebagai Pupuk Organik Yang Berkualitas Tinggi

 


Urine kelinci atau air kencing kelinci merupakan salah satu sumber bahan organik yang mempunyai kandungan dan manfaatnya yang tinggi bagi tanaman, didalam kandungan urine kelinci ini tersimpan unsur hara mikro dan makro melebihi kandungan yang dimiliki hewan ternak lainnya.Banyak orang yang belum mengetahui tentang kadungan di dalam urine kelinci  yang sangat berguna bagu tumbuhan, khususnya di bidang pertanian. Jika dibandingkan dengan hewan pemakan rumput lainnya, air kencing kelinci memiliki kadar Nitorgen yang tinggi karena kebiasaannya yang jarang minum air dan hanya mengkonsumsi hijauan saja. 

Siapa sangka urine dari hewan yang dikenal imut dan sering digunakan untuk hewan hias atau peliharan ini mempunyai manfaat dan kandungan melebihi urine hewan ternak besar lainnya seperti kuda, sapi, kerbau, domba, kambing dan babi. kandungan Nitrogen yang terdapat urine kelinci ini dapat membantu mensuplay kebutuhan pupuk N yang dibutuhkan oleh tanaman. Tabel dibawah ini adalah perbandingan kandungan unsur hara dari macam -- macam ternak, dan kelinci dewasalah yang memiliki kandugan terbanyak.



Manfaat Urine Kelinci

Urine atau air kencing kelinci dapat dimanfaatkan sebagai pupuk organik yang kaya akan unsur hara terutama unsur hara N atau sering kita kenal dengan Urea, urine kelinci ini dapat diaplikasi ketanaman bisa secara langsung ataupun melalui proses fermentasi. manfaat yang dihasilkan dari urine kelnici ini dapat membantu pertumbuhan tanaman pada masa vegetatif yang untuk pembentukan akar, daun, batang dan anakan jika diaplikasikan ke tanaman padi, selain daripada itu manfaat urine kelinci juga dapat membantu membentuk zat hijau pada daun yang berfungsi untuk proses fotosintesis.

Kandungan urine kelinci

Urine kelinci mempunyai kandungan unsur hara yang cukup tinggi jika dibandingkan hewan ternak lainnya, menurut hasil riset penelitian Badan Penelitian Ternak (Balitnak) telah diketahui bahwa kandungan rata-rata yang terdapat didalam urine kelinci seperti unsur hara N, P dan K yaitu untuk Nitrogen (N) 2,72%, Fosfor (P) 1.1%, dan kandungan Kalium (K) 0,5%. dari data tersebut jika dibandingkan dengan urine ternak lainnya masih tinggi kandungan urine kelinci, namun jika dikombinasikan dengan kotorannya, persentase unsur hara yang terdapat didalam urine kelinci ini bisa lebih meningkat menjadi 2,20% untuk Nitrogen, 87% untuk Fosfor , 2,30% untuk Potassium, 36% untuk Sulfur, 1,26% untuk Kalsium dan 40% untuk Magnesium. Bisa dibayangkan betapa banyaknya kandungan yang sangat bermanfaat dari urine kelinci ini.

Kelinci dapat menghasilkan urine sebanyak 2 liter perhari dari jumlah 10 ekor kelinci, apabila bisa memanfaatkannya dengan baik dan benar tentu ini akan menjadi pilihan terbaik bagi para petani, hal ini dikarenakan pengolahan urine kelici yang cukup mudah dan sangat efisien tentunya. Namun banyak petani yang belum mengetahui hal ini dan banyak juga peternak kelinci yg membuang urine kelinci karena mereka belum tahu kandungan dan manfaatnya bagi tumbuhan apabila di olah. Hal ini tentunya sangat merugikan, karena pupuk dari urin kelinci adalah salah satu cara efektif dan efisien bagi petani untuk mendapatkan hasil (panen) yang cukup menjamin.

Demikian artikel tentang manfaat dan kandungan dari urine kelinci, dengan manfaat dan kandungannya yang tinggi kelinci bisa jadi sebagai hewan ternak penghasil pupuk organik dan tentunya akan sangat membantu para petani karena pupuk ini sangat mudah dibuat, serta akan sangat menguntungkan apabila para petani dan para peternak kelinci dapat bekerja sama.

 

Sumber :

https://www.kompasiana.com/aryayudha5753/5b9df672aeebe1177739dc92/mengenal-manfaat-dan-kandungan-urien-kelinci-sebagai-penunjang-dunia-pertanian

 

Padi Kaya Nutrisi Sekam Fermentasi

 


Industri peternakan di dunia berkembang dengan sangatlah pesat. Indonesia adalah salah satu negara yang memiliki  industri peternakan yang cukup tinggi, akan tetapi para peternak  sering dihadapi dengan berbagai masalah. Salah satunya adalah masalah pakan untuk ternak yang harga nya relatif mahal dan ketersediaan pangan yang kurang mencukupi.

Dalam strategi ini , para peternak di ajak untuk mengantikan atau mencari solusi dengan memanfaatkan sumber daya pangan yang tidak dapat di pergunakan kembali. Salah satunya yaitu sekam padi. Sekam padi sendiri memiliki potensi menjadi bahan pakan baru dikarenakan, produksinnya tinggi,  penggunaaan nya tidak bersaing dengan manusia, masih belum dipergunakan untuk tujuan-tujuan lain yang lebih bernilai ekonomi sehingga hanya terbuang atau dibakar, keberadaannya terkonsetrasi pada daerah tertentu, dan ketersedianya terjamin karena seiring dengan produsksi beras.

 Kendala dalam memanfaatkan sekam padi yaitu rendahnya nilai nutrisi serta serat kasar tinggi dan protein yang terkandung sangatseedikit, sehingga ketika sekam padi ini di berikan kepada hewan ternak, maka dapat menimbulkan dampak pada sistem pencernaannya.Dalam hal tersebut, dapat diatasi dengan mengaplikasikan bioteknolgi dalam mengolah bahan pakan berupa sekam padi tersebut melalui fermentasi.

Bioteknolgi fermentasi dapat membantu sekam padi menjadi nilai nutrisinya tinggi, karena pada prinsipnya bioteknologi fermentasi dapat meningkatkan kualitas nilai gizi .Pada proses fermenatasi di bantu oleh " Effective Microorganisme" (EM4). Mikroorganisme yang membantu proses fermentasi tersebut akan bereaksi setelah mendapatkan perlakuan. Fermentasi dinyatakan berhasil ketika bahan sekam padi berubah struktur,sifat,serta bau dari bentuk awal.Bahan pakan ternak yang mengalami fermentasi memiliki nilai gizi yang lebih tinggi dari bahan asalnya. Hal ini disebabkan oleh sifat katabolik mikroorganisme yang mampu memecah komponen yang komplek menjadi komponen yang lebih sederhana sehingga mudah dicernaa. Pada umumnya fermentasi bertipe anaerobiK yaitu  fermentasi yang pada prosesnya tidak memerlukan oksigen. Beberapa mikroorganisme dapat mencerna bahan energinya tanpa adanya oksigen jadi hanya sebagian bahan energi itu dipecah, yang dihasilkan adalah sebagian dari energi, karbondioksida dan air , termasuk sejumlah asam laktat , asetat, etanol, asam volatile,alcohol, dan ester.

Pada tipe -- tipe tersebut harus diperhatikan perubahan secara mikrobiologi dalam makanan dimana mikroba bersifat fermentatatif dapat mengubah karbohidrat dan turunannya menjadi alcohol, asam, dan karbondioksida, disusul dengan mikroba proteolitik dapat memecah protein dan komponen nitriogen kimia, sehingga menghasilkan bau busuk yang tidak diinginkan. Sedangkan mikroba lipolotik akan menghidrolisa lemak , fosfolipid, dan turunannya dengan menghasilakan bau tengik. Bila alcohol dan asam yang dihasilkan mikroba cukup tinggi, maka pertumbuhan mikroba proteolitik dan lipolitik dapat dihambat . adi pada prinsipnya fermentasi adalah menumbuhkan pertumbuhan mikroba pembentukan alcohol dan asam, dan menekan pertumbuhan mikroba proteolitik dan lipolitik.

Pada fermentasi anaerob, zat-zat organik dikatabolisme tanpa kehadiran oksigen yang berarti tidak adanya akseptor elektron eksternal melainkan melalui keseimbangan reaksi oksidasi-reduksi internal. Produk dihasilkan selama proses penerimaan elektron yang dilepaskan saat pemecahan zar-zat organik. Oleh karenanya zat-zat organik tersebut berperan sebagai akseptor dan donor elektron. Pada fermentasi, substrat hanya dioksidasi sebagian dan oleh karena itu hanya sedikit energi yang bisa dihasilkan. Glukosa sebagai substrat akan melepaskan elektron saat dirubah menjadi piruvat, namun elektron tersebut kemudian akan diambil piruvat untuk menjadi etanol

Organisme anaerobik fermentatif biasanya menggunakan jalur fermentasi asam laktat:

C6H12O6 + 2 ADP + 2 fosfat 2 asam laktat + 2 ATP

Energi yang dilepaskan pada persamaan ini sekitar 150 kJ per mol, yang disimpan dalam regenerasi dua ATP dari ADP per glukosa. Ini hanya 5% energi per molekul gula daripada yang dapat dihasilkan oleh reaksi aerobik. Tumbuhan dan jamur (contohnya ragi) biasanya melakukan fermentasi alkohol (etanol) ketika oksigen terbatas melalui reaksi berikut:

C6H12O6 + 2 ADP + 2 fosfat 2 C2H5OH + 2 CO2 + 2 ATP
Energi yang dilepaskan sekitar 180 kJ per mol, yang disimpan dalam regenerasi dua ATP dari ADP per glukosa. pada kondisi anaerobik Fermentasi diperkirakan menjadi cara untuk menghasilkan energi pada organisme purba sebelum oksigen berada pada konsentrasi tinggi di atmosfer seperti saat ini, sehingga fermentasi merupakan bentuk purba dari produksi energi sel.

Produk fermentasi mengandung energi kimia yang tidak teroksidasi penuh tetapi tidak dapat mengalami metabolisme lebih jauh tanpa oksigen atau akseptor elektron lainnya (yang lebih highly-oxidized) sehingga cenderung dianggap produk sampah (buangan). Konsekwensinya adalah bahwa produksi ATP dari fermentasi menjadi kurang effisien dibandingkan oxidative phosphorylation, di mana pirufat teroksidasi penuh menjadi karbon dioksida. Fermentasi menghasilkan dua molekul ATP per molekul glukosa bila dibandingkan dengan 36 ATP yang dihasilkan respirasi aerobik.

"Glikolisis aerobik" adalah metode yang dilakukan oleh sel otot untuk memproduksi energi intensitas rendah selama periode di mana oksigen berlimpah. Pada keadaan rendah oksigen, makhluk bertulang belakang (vertebrata) menggunakan "glikolisis anaerobik" yang lebih cepat tetapi kurang efisisen untuk menghasilkan ATP. Kecepatan menghasilkan ATP-nya 100 kali lebih cepat daripadaoxidative phosphorylation. \

Walaupun fermentasi sangat membantu dalam waktu pendek dan intensitas tinggi untuk bekerja, ia tidak dapat bertahan dalam jangka waktu lama pada organisme aerobik yang kompleks. Sebagai contoh, pada manusia, fermentasi asam laktat hanya mampu menyediakan energi selama 30 detik hingga 2 menit.Tahap akhir dari fermentasi adalah konversi piruvat ke produk fermentasi akhir. Tahap ini tidak menghasilkan energi tetapi sangat penting bagi sel anaerobik karena tahap ini meregenerasinicotinamide adenine dinucleotide (NAD+), yang diperlukan untuk glikolisis. Ia diperlukan untuk fungsi sel normal karena glikolisis merupakan satu-satunya sumber ATP dalam kondisi anaerobik.

Hal tersebut juga Dilaporkan bahwa proses fermentasi pada kulit biji-bijian akan merombak struktur jaringan kimia dinding sel, pemutusan ikatan lignoselulosa dan lignin. Pangestu (1997) menyatakan bahwa kandungan serat kasar dan karbohidrat dalam bahan pakan yang difermentasi menurun secara nyata, dan sebaliknya kandungan protein dan energinya meningkat.

Fermentasi sangatlah membantu dalam proses pembuatan produk untuk bahan pangan ternak disisi lain harga lebih terjangkau dan cara memperolehnya tidak sulit. Dibawah ini tahapan-tahapan proses fermentasi sekam padi;

Fermentasi Sekam Padi Yang dengannya EM4. Bahan-bahan yang perlu disiapkan, meliputi;
1. Sekam padi 2,5 Kg
2. Dedak kasar jagung 2,5 Kg
3. Gula aren 250 gr
4. Larutan EM4 25 ml
5. Air bagi atau bisa juga dikatakan untuk pelarut 2500 ml

Langkah-langkah Membuat Fermentasi Sekam Padi dengannya EM4.
1. Gula aren dihaluskan berlebi daulu lantas dilarutkan yang dengannya air serta dihomogenkan.
2. Larutan gula aren dicampur yang dengannya EM4 serta dihogenkan.
3. Sekam padi serta dedak kasar jagung dicampur hingga rata.
4. Campuran sekam padi serta dedak kasar tadi ditambahkan Larutan gula aren serta EM4.
5. Lantas simpen ditempat yng kedap udara, mampu didalam tong maupun wadah lain.
6. Sesudah 1-2 minggu, sekam padi fermentasi sudah jadi
7. Sebelum diberikan kepada ternak di angin-anginkan berlebi dahulu serta butuh dicampur bahan pakan yng lain lantaran sekam padi fermentasi saja tak cukup bagi atau bisa juga dikatakan untuk memenuhi kebutuhan ternak.

 


Jumat, 26 Februari 2021

Pentingnya Fermentasi Pupuk Kotoran Ternak sebelum digunakan untuk Lahan

 


Banyak petani cenderung menggunakan cara instan dalam kegiatan bertani. Salah satunya diantaranya yaitu dalam menggunakan pupuk. Ketika menggunakan pupuk kandang, petani seringkali langsung menggunakan kotoran ternak yang masih segar tanpa difermentasikan terlebih dahulu. Perlu diketahui bahwa kotoran yang baru keluar dari perut ternak tidak boleh langsung digunakan sebagai pupuk.

Mengapa demikian?

Hal ini dikarenakan kotoran ternak yang masih segar masih dalam proses penguraian dapat menyebabkan tanaman akan layu bahkan bisa mengakibatkan kematian, karena pupuk segar mengalami peningkatan suhu.

 


Sifat panas dalam kotoran ternak yang masih segar ini karena mengandung amonia yang tinggi. Amonia berfungsi untuk meningkatkan hasil produksi tanaman, namun apabila pupuk ternak itu kandungan amonia yang terlalu tinggi dapat membakar tanaman. Daun tanaman yang berubah warna menjadi kuning/cokelat seperti gosong dan akar yang menghitam merupakan gejala yang ditimbulkan akibat kesalahan penggunaan pupuk ini. 

Selain itu, terkandung juga bakteri patogen yang dapat merusak tanaman apabila langsung digunakan sebagai pupuk. Oleh karena itu fermentasi sangat diperlukan untuk membunuh bakteri, parasit atau bahan berbahaya lainnya.

Proses fermentasi/pembusukan berfungsi untuk menguraikan bahan-bahan organik yang terkandung dalam kotoran ternak untuk dijadikan sebagai sumber-sumber hara yang stabil dan bisa diserap tanaman. 

 

 

Saat proses fermentasi berlangsung, kotoran ternak akan mengeluarkan panas, energi panas ini akan membunuh bibit penyakit dalam kotoran dan mematikan biji-bijian gulma (penyebab tanaman liar).

Sehingga kotoran ternak yang telah melewati proses fermentasi menjadi relatif lebih aman dari penyakit dan hama tanaman.

Fermentasi kotoran ternak akan lebih efektif jika ditambahkan dengan starter seperti EM4. EM4 ini akan mempercepat proses dekomposisi/penguraian bahan organik sehingga proses fermentasi dapat berlangsung lebih cepat.

Proses penguraian kotoran oleh bakteri akan selesai setelah kandungan karbon pada kotoran ternak menurun tinggal sedikit.

Pada kondisi ini kotoran telah mengalami pematangan ditandai dengan suhunya sudah dingin, sehingga sudah dapat digunakan sebagai pupuk organik dan bisa diaplikasikan untuk pemupukan tanaman.

 


 

Ciri-ciri pupuk organik dari kotoran ternak yang sudah matang antara lain:

  • Wujudnya telah berubah dari aslinya
  • Baunya telah berkurang dan berubah tidak menyengat
  • Suhunya berubah menjadi dingin
  • Teksturnya kering dan mudah remuk jika digenggam

Pengaplikasian pupuk organik kotoran ternak dilakukan dengan cara disebar ke tanah, dicampur saat pengolahan lahan awal, diberikan ke dalam larikan atau diberikan ke lubang tanam.

Petani tanaman sayuran baisanya memberikan pupuk ini dalam jumlah besar dengan dosis sekitar 20-75 ton per 1 hektar tanah.

Tanaman pangan seperti jagung dan kacang-kacangan diberikan lebih sedikit.

Pupuk organik ini akan lebih efektif jika diberikan saat musim tanam kedua dan selanjutnya. Hasil penelitian Badan Litbang Tanah terhadap tanaman jagung, menunjukkan pada pemberian musim pertama hanya dapat menambah hasil panen 6%, namun pemberian pada musim kedua hasil panen meningkat hingga 40%.


diolah dari:

https://8villages.com/