Industri peternakan di dunia berkembang dengan sangatlah
pesat. Indonesia adalah salah satu negara yang memiliki industri
peternakan yang cukup tinggi, akan tetapi para peternak sering dihadapi
dengan berbagai masalah. Salah satunya adalah masalah pakan untuk
ternak yang harga nya relatif mahal dan ketersediaan pangan yang kurang
mencukupi.
Dalam strategi ini , para peternak di ajak untuk
mengantikan atau mencari solusi dengan memanfaatkan sumber daya pangan
yang tidak dapat di pergunakan kembali. Salah satunya yaitu sekam padi.
Sekam padi sendiri memiliki potensi menjadi bahan pakan baru
dikarenakan, produksinnya tinggi, penggunaaan nya tidak bersaing dengan
manusia, masih belum dipergunakan untuk tujuan-tujuan lain yang lebih
bernilai ekonomi sehingga hanya terbuang atau dibakar, keberadaannya
terkonsetrasi pada daerah tertentu, dan ketersedianya terjamin karena
seiring dengan produsksi beras.
Kendala dalam memanfaatkan sekam
padi yaitu rendahnya nilai nutrisi serta serat kasar tinggi dan protein
yang terkandung sangatseedikit, sehingga ketika sekam padi ini di
berikan kepada hewan ternak, maka dapat menimbulkan dampak pada sistem
pencernaannya.Dalam hal tersebut, dapat diatasi dengan mengaplikasikan
bioteknolgi dalam mengolah bahan pakan berupa sekam padi tersebut
melalui fermentasi.
Bioteknolgi
fermentasi dapat membantu sekam padi menjadi nilai nutrisinya tinggi,
karena pada prinsipnya bioteknologi fermentasi dapat meningkatkan
kualitas nilai gizi .Pada proses fermenatasi di bantu oleh " Effective Microorganisme"
(EM4). Mikroorganisme yang membantu proses fermentasi tersebut akan
bereaksi setelah mendapatkan perlakuan. Fermentasi dinyatakan berhasil
ketika bahan sekam padi berubah struktur,sifat,serta bau dari bentuk
awal.Bahan pakan ternak yang mengalami fermentasi memiliki nilai gizi
yang lebih tinggi dari bahan asalnya. Hal ini disebabkan oleh sifat
katabolik mikroorganisme yang mampu memecah komponen yang komplek
menjadi komponen yang lebih sederhana sehingga mudah dicernaa. Pada
umumnya fermentasi bertipe anaerobiK yaitu fermentasi yang pada
prosesnya tidak memerlukan oksigen. Beberapa mikroorganisme dapat
mencerna bahan energinya tanpa adanya oksigen jadi hanya sebagian bahan
energi itu dipecah, yang dihasilkan adalah sebagian dari energi,
karbondioksida dan air , termasuk sejumlah asam laktat , asetat, etanol,
asam volatile,alcohol, dan ester.
Pada
tipe -- tipe tersebut harus diperhatikan perubahan secara mikrobiologi
dalam makanan dimana mikroba bersifat fermentatatif dapat mengubah
karbohidrat dan turunannya menjadi alcohol, asam, dan karbondioksida,
disusul dengan mikroba proteolitik dapat memecah protein dan komponen
nitriogen kimia, sehingga menghasilkan bau busuk yang tidak diinginkan.
Sedangkan mikroba lipolotik akan menghidrolisa lemak , fosfolipid, dan
turunannya dengan menghasilakan bau tengik. Bila alcohol dan asam yang
dihasilkan mikroba cukup tinggi, maka pertumbuhan mikroba proteolitik
dan lipolitik dapat dihambat . adi pada prinsipnya fermentasi adalah
menumbuhkan pertumbuhan mikroba pembentukan alcohol dan asam, dan
menekan pertumbuhan mikroba proteolitik dan lipolitik.
Pada
fermentasi anaerob, zat-zat organik dikatabolisme tanpa kehadiran
oksigen yang berarti tidak adanya akseptor elektron eksternal melainkan
melalui keseimbangan reaksi oksidasi-reduksi internal. Produk dihasilkan
selama proses penerimaan elektron yang dilepaskan saat pemecahan
zar-zat organik. Oleh karenanya zat-zat organik tersebut berperan
sebagai akseptor dan donor elektron. Pada fermentasi, substrat hanya
dioksidasi sebagian dan oleh karena itu hanya sedikit energi yang bisa
dihasilkan. Glukosa sebagai substrat akan melepaskan elektron saat
dirubah menjadi piruvat, namun elektron tersebut kemudian akan diambil
piruvat untuk menjadi etanol
Organisme anaerobik fermentatif biasanya menggunakan jalur fermentasi asam laktat:
C6H12O6 + 2 ADP + 2 fosfat 2 asam laktat + 2 ATP
Energi
yang dilepaskan pada persamaan ini sekitar 150 kJ per mol, yang
disimpan dalam regenerasi dua ATP dari ADP per glukosa. Ini hanya 5%
energi per molekul gula daripada yang dapat dihasilkan oleh reaksi
aerobik. Tumbuhan dan jamur (contohnya ragi) biasanya melakukan
fermentasi alkohol (etanol) ketika oksigen terbatas melalui reaksi
berikut:
C6H12O6 + 2 ADP + 2 fosfat 2 C2H5OH + 2 CO2 + 2 ATP
Energi
yang dilepaskan sekitar 180 kJ per mol, yang disimpan dalam regenerasi
dua ATP dari ADP per glukosa. pada kondisi anaerobik Fermentasi
diperkirakan menjadi cara untuk menghasilkan energi pada organisme purba
sebelum oksigen berada pada konsentrasi tinggi di atmosfer seperti saat
ini, sehingga fermentasi merupakan bentuk purba dari produksi energi
sel.
Produk fermentasi mengandung energi kimia yang tidak
teroksidasi penuh tetapi tidak dapat mengalami metabolisme lebih jauh
tanpa oksigen atau akseptor elektron lainnya (yang lebih highly-oxidized)
sehingga cenderung dianggap produk sampah (buangan). Konsekwensinya
adalah bahwa produksi ATP dari fermentasi menjadi kurang effisien
dibandingkan oxidative phosphorylation, di mana pirufat
teroksidasi penuh menjadi karbon dioksida. Fermentasi menghasilkan dua
molekul ATP per molekul glukosa bila dibandingkan dengan 36 ATP yang
dihasilkan respirasi aerobik.
"Glikolisis aerobik" adalah metode yang dilakukan
oleh sel otot untuk memproduksi energi intensitas rendah selama periode
di mana oksigen berlimpah. Pada keadaan rendah oksigen, makhluk
bertulang belakang (vertebrata) menggunakan "glikolisis anaerobik" yang
lebih cepat tetapi kurang efisisen untuk menghasilkan ATP. Kecepatan
menghasilkan ATP-nya 100 kali lebih cepat daripadaoxidative phosphorylation. \
Walaupun
fermentasi sangat membantu dalam waktu pendek dan intensitas tinggi
untuk bekerja, ia tidak dapat bertahan dalam jangka waktu lama pada
organisme aerobik yang kompleks. Sebagai contoh, pada manusia,
fermentasi asam laktat hanya mampu menyediakan energi selama 30 detik
hingga 2 menit.Tahap akhir dari fermentasi adalah konversi piruvat
ke produk fermentasi akhir. Tahap ini tidak menghasilkan energi tetapi
sangat penting bagi sel anaerobik karena tahap ini meregenerasinicotinamide adenine dinucleotide
(NAD+), yang diperlukan untuk glikolisis. Ia diperlukan untuk fungsi
sel normal karena glikolisis merupakan satu-satunya sumber ATP dalam
kondisi anaerobik.
Hal tersebut juga Dilaporkan bahwa proses
fermentasi pada kulit biji-bijian akan merombak struktur jaringan kimia
dinding sel, pemutusan ikatan lignoselulosa dan lignin. Pangestu (1997)
menyatakan bahwa kandungan serat kasar dan karbohidrat dalam bahan pakan
yang difermentasi menurun secara nyata, dan sebaliknya kandungan
protein dan energinya meningkat.
Fermentasi
sangatlah membantu dalam proses pembuatan produk untuk bahan pangan
ternak disisi lain harga lebih terjangkau dan cara memperolehnya tidak
sulit. Dibawah ini tahapan-tahapan proses fermentasi sekam padi;
Fermentasi Sekam Padi Yang dengannya EM4. Bahan-bahan yang perlu disiapkan, meliputi;
1. Sekam padi 2,5 Kg
2. Dedak kasar jagung 2,5 Kg
3. Gula aren 250 gr
4. Larutan EM4 25 ml
5. Air bagi atau bisa juga dikatakan untuk pelarut 2500 ml
Langkah-langkah Membuat Fermentasi Sekam Padi dengannya EM4.
1. Gula aren dihaluskan berlebi daulu lantas dilarutkan yang dengannya air serta dihomogenkan.
2. Larutan gula aren dicampur yang dengannya EM4 serta dihogenkan.
3. Sekam padi serta dedak kasar jagung dicampur hingga rata.
4. Campuran sekam padi serta dedak kasar tadi ditambahkan Larutan gula aren serta EM4.
5. Lantas simpen ditempat yng kedap udara, mampu didalam tong maupun wadah lain.
6. Sesudah 1-2 minggu, sekam padi fermentasi sudah jadi
7.
Sebelum diberikan kepada ternak di angin-anginkan berlebi dahulu serta
butuh dicampur bahan pakan yng lain lantaran sekam padi fermentasi saja
tak cukup bagi atau bisa juga dikatakan untuk memenuhi kebutuhan ternak.