Banyak petani cenderung menggunakan cara instan dalam kegiatan bertani. Salah satunya diantaranya yaitu dalam menggunakan pupuk. Ketika menggunakan pupuk kandang, petani seringkali langsung menggunakan kotoran ternak yang masih segar tanpa difermentasikan terlebih dahulu. Perlu diketahui bahwa kotoran yang baru keluar dari perut ternak tidak boleh langsung digunakan sebagai pupuk.
Mengapa demikian?
Hal ini dikarenakan kotoran ternak yang masih segar masih dalam proses penguraian dapat menyebabkan tanaman akan layu bahkan bisa mengakibatkan kematian, karena pupuk segar mengalami peningkatan suhu.
Sifat panas dalam kotoran ternak yang masih segar ini karena mengandung amonia yang tinggi. Amonia berfungsi untuk meningkatkan hasil produksi tanaman, namun apabila pupuk ternak itu kandungan amonia yang terlalu tinggi dapat membakar tanaman. Daun tanaman yang berubah warna menjadi kuning/cokelat seperti gosong dan akar yang menghitam merupakan gejala yang ditimbulkan akibat kesalahan penggunaan pupuk ini.
Selain itu, terkandung juga bakteri patogen yang dapat merusak tanaman apabila langsung digunakan sebagai pupuk. Oleh karena itu fermentasi sangat diperlukan untuk membunuh bakteri, parasit atau bahan berbahaya lainnya.
Proses fermentasi/pembusukan berfungsi untuk menguraikan bahan-bahan organik yang terkandung dalam kotoran ternak untuk dijadikan sebagai sumber-sumber hara yang stabil dan bisa diserap tanaman.
Saat proses fermentasi berlangsung, kotoran ternak akan mengeluarkan panas, energi panas ini akan membunuh bibit penyakit dalam kotoran dan mematikan biji-bijian gulma (penyebab tanaman liar).
Sehingga kotoran ternak yang telah melewati proses fermentasi menjadi relatif lebih aman dari penyakit dan hama tanaman.
Fermentasi kotoran ternak akan lebih efektif jika ditambahkan dengan starter seperti EM4. EM4 ini akan mempercepat proses dekomposisi/penguraian bahan organik sehingga proses fermentasi dapat berlangsung lebih cepat.
Proses penguraian kotoran oleh bakteri akan selesai setelah kandungan karbon pada kotoran ternak menurun tinggal sedikit.
Pada kondisi ini kotoran telah mengalami pematangan ditandai dengan suhunya sudah dingin, sehingga sudah dapat digunakan sebagai pupuk organik dan bisa diaplikasikan untuk pemupukan tanaman.
Ciri-ciri pupuk organik dari kotoran ternak yang sudah matang antara lain:
- Wujudnya telah berubah dari aslinya
- Baunya telah berkurang dan berubah tidak menyengat
- Suhunya berubah menjadi dingin
- Teksturnya kering dan mudah remuk jika digenggam
Pengaplikasian pupuk organik kotoran ternak dilakukan dengan cara disebar ke tanah, dicampur saat pengolahan lahan awal, diberikan ke dalam larikan atau diberikan ke lubang tanam.
Petani tanaman sayuran baisanya memberikan pupuk ini dalam jumlah besar dengan dosis sekitar 20-75 ton per 1 hektar tanah.
Tanaman pangan seperti jagung dan kacang-kacangan diberikan lebih sedikit.
Pupuk organik ini akan lebih efektif jika diberikan saat musim tanam kedua dan selanjutnya. Hasil penelitian Badan Litbang Tanah terhadap tanaman jagung, menunjukkan pada pemberian musim pertama hanya dapat menambah hasil panen 6%, namun pemberian pada musim kedua hasil panen meningkat hingga 40%.
diolah dari: